Rabu, 25 November 2009

Ahlan wa Sahlan

Bismillaah...
Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh,

Selamat datang di cahayahatie,
sebuah karya kecil yang berusaha memperbaiki diri dengan menata hati. Mengawali mensikapi berbagai persoalan hidup yang sering kali teranggap begitu berat dan meletihkan. Mengeja kalimat-kalimat langit nan agung, memahami sabda-sabda yang mulia nan indah, mengambil hikmah dari kisah-kisah yang membuat takjub, mentadabburi dan mentafakkuri setiap pelajaran yang terjangkau oleh akal fikiran. Hingga membiaskan sebuah cahaya, cahaya yang menyinari ruang-ruang kemelut hati, mendapatkan ketenangan dan kedewasaan serta kebijaksanaan sikap dalam bertindak. Ya, cahaya hati, siapa orangnya yang jika hatinya telah bercahaya oleh kalimat-kalimat Allah Ta'ala ia tidak akan tenang? Siapa orangnya yang jika hatinya tidak lepas dari mengingat Allah Ta'ala hatinya tidak akan tenteram dan bercahaya? Pasti ia akan tenang, tenang dalam berbuat, tenang dalam berfikir, tenang dalam berucap, dan tenang dalam hidup. Subhanallaah...

" (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram. " (Terj. surat Ar-Ro'd [13]:28)

" (yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna lagi, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih...." (Terj. surat Asy-Syu'aro [26]:88-89)

Bersihkan Hatie dan Lisan Dari Perselisihan dan Pertengkaran



Bismillah...

Orang yang beriman adalah manusia yang terikat oleh tali peraudaraan yang kuat. Kesamaan aqidah, keimanan, ajaran, dan sesembahan telah mengikat erat setiap individu yang mengaku sebagai seorang muslim. Ikatan persaudaraan ini merupakan sebuah karunia Allah Ta'ala yang sangat indah. Oleh karena itu, jika saja terjadi suatu perselisihan di antara saudara kita, maka kita berkewajiban untuk mendamaikan mereka agar kembali saling bersaudara dan berkasih sayang. Demikianlah yang telah di perintahkan Allah Ta'ala.

" Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertaqwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat. " (Terj. surat Al-Hujurot [49]:10)

Karunia Allah Ta'ala yang sangat indah ini harus kita syukuri dan kita jaga dengan sebaik-baiknya. Dahulu, semasa jahiliyah, pada masa kebodohan, manusia hidup saling bertindak tanpa adanya ilmu pengetahuan. Mungkin tidak ada pengamalan dari sebuah bentuk kesabaran hati, toleransi, kasih sayang, bantu-membantu antara sesamanya, sehingga hari-hari kehidupan waktu itu bagaikan sebuah komunitas makhluk liar di tengah hutan, saling memangsa satu sama lain. Akan tetapi, setelah Allah Ta'ala menghendaki kebaikan dan keselamatan bagi mereka, maka berubahlah keadaannya. Petunjuk telah datang hingga saat ini kita rasakan.

" Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) saling bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk. " (Terj. surat Ali Imron [3]:103)

Saya teringat pada waktu yang telah lalu membaca dan memperhatikan perselisihan dua kelompok muslim pada sebuah blog. Mereka berselisih seputar akhwat dan berdebat masalah ini. Sebagian menganggap bahwa akhwat tarbiyah adalah akhwat milik mereka dan merasa kelompok lain telah mengambil akhwatnya. Perselisihan ini berawal dari sebuah tulisan beberapa paragraf yang di tampilkan di blognya itu. Sehingga muncullah berbagai tanggapan dan perdebatan. Bahkan sampai melontarkan tanggapan dan menyebut kelompok yag lain dengan sebutan yang provokatif serta kurang pantas. Masing-masing merasa benar dan ingin menang. Ada yang bangga tampil maju dan memperkenalkan dirinya sebagai anggota kelompok fitnah utara, dan datang lagi tanggapan tidak ingin kalah dari anggota kelompok fitnah selatan, hingga akhirnya anggota kelompok fitnah timur dan barat pun tak mau ketinggalan. Astaghfirulloh...Menurut saya ini adalah hal yang memalukan. Kenapa harus mengotori hati dengan perdebatan yang memalukan seperti itu?! Saya perhatikan mereka cukup paham dengan ilmu Islam ini. Begitulah jika manusia hanya belajar namun tidak berusaha menata hati. Bisa jadi ia merupakan lilin penerang bagi kegelapan orang lain, akan tetapi ia habis terbakar oleh perbuatannya sendiri. Jika dengan kelompok-kelompok seperti itu sudah nyata bisa menimbulkan perpecahan dan jarak yang jauh antara sesama Muslim, kenapa masih juga mengagung-agungkannya?! Apakah jika tidak mengikuti kelompok-kelompok itu lantas tidak bisa beribadah kepada Allah Ta'ala? atau tidak mempunyai teman? atau tidak bisa belajar Al-Qur'an dan Sunnah? atau sesat? atau yang lainnya....?!

" Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan yang lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim! " (Terj. surat Al-Hujurot [49]:11)

Memang perselisihan-perselisihan seperti ini kerap sekali menimpa kaum Muslimin, bahkan sudah dari zaman dahulu. Akan tetapi, jika perselisihan yang terjadi hanya karena permasalahan seperti di atas tadi, itu hanya terbatasnya tingkat pemahaman dan ditambah dengan kurangnya perhatian terhadap perbaikan hati. Sehingga jika setiap amal berupa ucapan, tulisan, maupun tingkah laku yang bersumber dari hati yang kurang baik, maka hasilnyapun akan serupa dengan keadaan hatinya.

" Ketahuilah, bahwasanya di dalam jasad manusia terdapat segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasadnya, dan jika ia buruk, maka buruk pula seluruh jasadnya. Ketahuilah, bahwa segumpal daging itu adalah hati. (H.R. Bukhori dan Muslim)

Begitu pentingnya memperhatikan segumpal daging ini agar terjaga kesuciannya. Karena jika sampai terkotori oleh berbagai kemaksiyatan, maka akibatnya akan menjalar ke seluruh amal perbuatan.

Kepada para kelompok yang masih suka berselisih yang seharusnya tidak terjadi ini hendaknya bersikap lebih bijaksana dalam mengambil sebuah sikap dalam perbedaan, perbedaan dalam hal apapun, bijaksana dalam artian dewasa, atas dasar hujjah yang shohih, tegas (bukan kasar, keras, ekstrim yang melampaui batas, dll.), mendatangkan pemahaman yang baik dan bukan sebaliknya. Akan lain keadaannya jika semua mentadabburi ayat Allah Ta'ala.

" Kemudian mereka terpecah belah dalam urusan (agama)nya menjadi beberapa golongan. Setiap golongan (merasa) bangga dengan apa yang ada pada mereka (masing-masing)! " (Terj. surat Al-Mukminun [23]:53)

Peristiwa yang satu ini memang sudah menjadi suatu kejadian yang diabadikan Allah Ta'ala dalam Al-Qur'an. Yang setiap saat bisa kita temui kenyataannya di lingkungan sekitar kita. Tapi perhatikanlah apa yang Allah Katakan!

" Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai...! " (Terj. surat Ali Imron [3]:103)

" Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang bercerai berai dan berselisih setelah sampai kepada mereka keterangan yang jelas. Dan mereka itulah orang-orang yang mendapat adzab yang berat!" (Terj. surat Ali Imron [3]:105)

Pada ayat 104 dari surat Ali Imron, Allah Ta'ala berfirman : " Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang ma'ruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. "

Apakah dengan ayat 104 surat Ali Imron di atas ini lantas harus mendirikan sebuah kelompok baru dengan mencetak bendera baru dan pemimpin baru? Siapa saja yang mengorbankan dirinya untuk beramar ma'ruf nahi mungkar, mereka itulah golongan orangnya. Tidak harus di bawah bendera strewbery, atau bendera duren, atau bendera rambutan, tapi berada di bawah bendera tauhid yang tidak menempel di kaos-kaos, di jilbab-jilbab, di topi-topi, di pintu-pintu, tapi menempel dan menyatu di hati mereka di manapun berada. Segolongan umat yang beramar ma'ruf nahi munkar ini tidak berdakwah, atau tidak berbakti sosial dengan label bendera yang berwarna-warni dipunggungnya, tapi sekali lagi beramar ma'ruf nahi munkar murni di bawah bendera tauhid!

Marilah kita rangkul semuanya umat Islam ini dan jangan saling bertentangan kecuali kalau memang jelas ada yang menyimpang dan keluar dari aturan syari'at, karena memang kita adalah saudara dan berasal dari satu ayah dan satu ibu. Ingatlah, bahwa musuh Islam semakin parah berusaha mencerai beraikan kita, apakah kita akan memperlemah keadaan kaum Muslimin ini dengan berbagai perselisihan-perselisihan? Leburlah setiap perbedaan (yang masih wajar) itu dengan saling memahami dan berkasih sayang, dan mulai menata hati agar terjaga dari kekotoran dan kehinaan.

" Muhammad adalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap keras terhadap orang-orang kafir, dan berkasih sayang terhadap sesama mereka..." (Terj. surat Al-Fath [48]:29)

Saya hanya berusaha menjadi golongan yang berlaku adil, golongan yang beramar ma'ruf nahi munkar seperti yang dijelaskan dalam surat Ali Imron ayat 104 tanpa mencampuri dengan bermacam-macam aksesoris golongan,

" Dan apabila ada dua golongan orang mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari keduanya berbuat dzalim terhadap (golongan) yang lain, maka perangilah (golongan) yang berbuat dzalim itu, sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah. Jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil, dan berlakulah adil. Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. " (Terj. surat Al-Hujurot[49]:9)

Sebagai akhir dari tulisan ini, saya berharap kepada Allah Ta'ala agar membukakan hati kita untuk saling berkasih sayang dan bersatu menegakkan agama-Nya.

" Dan sungguh, (agama tauhid) inilah agama kamu, agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertaqwalah kepada-Ku!." (Terj. surat Al-Mukminun [23]:52)

" Itulah ayat-ayat Allah yang Kami bacakan kepada kamu dengan benar, dan Allah tidaklah berkehendak mendzalimi (siapa pun) di seluruh alam. " (Ali Imron [3]:108)

Subhaanakallaahumma wabihamdika asyhaduallaa ilaaha illa Anta, astaghfiruka wa atuabu ilaiik.
Wallahu a'lam.

Selasa, 24 November 2009

Lisannya telah menyakiti Allah!

Bismillah...

Segala puji bagi Allah Ta'ala yang telah menyempurnakan syari'at Islam ini. Syari'at yang menetapkan solusi bagi setiap permasalahan manusia, syari'at yang memberikan keteduhan bagi hati yang gundah, syari'at yang memberikan kemuliaan dan kehormatan bagi insan yang menjaganya dan mengamalkannya, syari'at yang mempersatukan setiap pertikaian. Syari'at yang sangat indah dan tiada yang seindah itu melainkan hanya syari'at Islam.

" Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan diantaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir." (Terj. surat Ar-Ruum [30]:21)

" Dia menciptakan langit tanpa tiang sebagaimana kamu melihatnya, dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi agar ia (bumi) tidak menggoyangkanmu; dan memperkembangbiakkan segala macam jenis makhluk bergerak yang bernyawa di bumi. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik". (Terj. surat Luqman [31]:10)

" Dan Dialah yang menurunan air dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dari mayang kurma, mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya pada waktu berbuah, dan menjadi masak. Sungguh, pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman. " (Terj. surat Al-An'am [6]:99)

Subhanallah....

Untaian sholawat serta Salam semoga tetap Allah Ta'ala limpahkan atas Muhammad Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, sebagai pemimpin yang selalu terdepan dalam kebaikan, terdepan dalam memberikan tauladan, terdepan dalam kasih sayang, tidak mendzalimi dan mengkhianati.

Dari saat pertama kalinya ayat Al-Qur'an diturunkan oleh Allah Ta'ala hingga saat ini, rasanya sudah tak dapat menghitung lagi berapa banyak orang-orang yang berusaha memadamkan cahaya Allah Ta'ala ini. Baik itu berasal dari orang kafir ataupun orang munafik dari kalangan Islam itu sendiri. Beberapa waktu yang telah berlalu, seorang tokoh negeri Indonesia ini, yang terkenal sebagai pemimpin sebuah partai, partai Islam, telah membuat suatu keadaan menjadi sangat tidak bersahabat. Dengan lisannya yang rusak, ia telah menyakiti hati kaum Muslimin di muka bumi ini, lebih sakit lagi hati kaum Muslimah.

Apa sebenarnya yang dikatakan oleh orang ini?! "Hanya selembar kain! " Ya, jilbab telah dianggapnya hanya selembar kain yang tidak bisa mendatangkan sebuah solusi dari permasalahan. Hanya selembar kain yang tak ada bedanya dengan selembar kain pembersih lantai atau kain lap tangan. Ia mencoba ingin mendahului Allah Ta'ala dan Rasul-Nya. Tentunya kita sudah sama-sama tahu fitnah yang disebarkan oleh orang ini dan tidak perlu disebutkan namanya, karena hanya akan mengotori ruang da'wah ini. Dengan demikian, berarti ia telah menghina jilbab yang menjadi lambang kehormatan dan lambang ketundukan kaum Hawa terhadap perintah Allah Ta'ala. Selain itu, ia telah dengan sangat terang-terangan menentang kemurkaan Allah Ta'ala yang akibatnya tidak hanya akan menimpa dirinya saja, akan tetapi bisa jadi menimpa seluruh bangsa Indonesia ini!

Bagi saya, hal ini rasanya sangat sulit untuk bisa terlupakan begitu saja!
Ketika sebuah ayat yang mengawali terangkatnya martabat bagi wanita diturunkan oleh Allah Ta'ala, diwahyukan kepada Rasulullah Shallallahu'Alaihi wa Sallam, kemudian disampaikan kepada para shahabat, selanjutnya disampaikan lagi kepada seluruh isteri-isteri mereka, maka dengan serta merta para muslimah pada waktu itu mengambil kain apa saja yang sekiranya dapat menutupi kepala dan dada, bahkan seluruh tubuh mereka.

Inilah ayat yang sudah sama-sama kita ketahui, ayat yang begitu indah memuliakan martabat seorang wanita,

" Hai Nabi! Katakanlah kepada isterimu, anak-anak perempuanmu , dan isteri-isteri orang mukmin : 'Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka'. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. " (Terj. surat Al-Ahzab [33]:59)

Pada suatu saat, Aisyah Radhiyallahu Anha, mengatakan dalam hal ini:

" Semoga Allah Ta'ala merahmati kepada wanita-wanita Muhajirin yang pertama, yang tatkala Allah Ta'ala menurunkan firman-Nya, 'Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya' mereka lantas merobek kain tak berjahit yang mereka kenakan itu, lalu mereka berkerudung dengannya. (Dalam riwayat lain disebutkan:) Lalu mereka pun merobek sarung-sarung mereka dari pinggir, kemudian berkerudung dengannya"

Hadits di atas adalah riwayat Bukhari 2/182 dan 8/397, Abu Daud, Hakim 4/194, lihat takhrij hadits ini secara lengkap di "Jilbab Wanita Muslimah", Syaikh Albani hal: 87. Atau baca artikel selengkapnya di jilbab.or.id.

Di luar sana, sangat banyak kisah-kisah nyata yang dialami oleh para Muslimah. Mereka dengan mati-matian mempertahankan jilbabnya. Ada yang diusir oleh keluarganya karena mempertahankan memakai jilbab ini, ada yang dikeluarkan dari tempat kerjanya, ada yang bercerai dari suaminya, dan sederet kisah sedih lainnya. Mereka rela mengalami hal itu karena ingin patuh dan taat kepada Rabb-nya. Akan tetapi, jika kita kembali kepada penghinaan tentang jilbab yang dilakukan oleh seorang pemimpin partai Islam negeri ini, sungguh ini suatu musibah yang dahsyat yang setiap saat bisa mendatangkan akibat buruk dari Allah Ta'ala! Di sisi lain banyak Muslimah yang dengan ujian berat tetap mempertahankan jilbab kesuciannya, tapi di sisi lain pula dengan entengnya orang jahil ini menghina dengan terang-terangan di hadapan kaum Muslimin dan Muslimah. Seharusnya orang seperti ini ingat dan takut akan kekuasaan serta kursi jabatan yang didudukinya, bisa jadi semua kekuasaan dan jabatannya itu akan merajam dirinya di akherat nanti!

Namun, usaha apapun yang dilakukan orang-orang seperti ini dengan mulutnya untuk meredupkan atau bahkan memadamkan cahaya Allah Ta'ala, mereka tidak akan mampu melakukannya, karena yang ia hadapi ialah Dzat Yang Menguasai dan Menggenggam seluruh kehidupan alam, Allah Ta'ala!

" Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir membencinya! " (Terj. surat Ash-Shoff [61]:8)

Tentunya Allah Ta'ala tidak akan membiarkan orang yang tidak taat kepada Allah Ta'ala dan Rasul-Nya atas penghinaan ayat-Nya ini, inilah pemberitahuan Allah Ta'ala:

" Dan orang-orang yang berusaha untuk (menentang) ayat-ayat Kami dengan anggapan mereka dapat melemahkan (menggagalkan adzab Kami), mereka itu akan memperoleh adzab, yaitu adzab yang sangat pedih! " (Terj. surat Saba' [34]:5)

" Sungguh!, orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti dengan kulit yang lain, agar mereka merasakan adzab. Sungguh!, Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana!" (Terj. surat An-Nisaa' [4]:56)

" Pada hari (ketika) wajah mereka dibolak-balikkan dalam neraka, dan mereka berkata 'Wahai, kiranya dahulu kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul' ". (Terj. surat Al-Ahzab [33]:66)

" Itulah ayat-ayat Allah yang kami bacakan kepada kamu dengan benar, dan Allah tidaklah berkehendak mendzalimi (siapapun) di seluruh alam. " (Terj. surat Ali Imron [3]:108)

Wallahu a'lam....

Jumat, 20 November 2009

Do'akan aku sabar Ibu...



Segala puji bagi Allah Ta'ala yang Maha Melihat segala sesuatu tanpa terhalang oleh apapun. Yang menguasai alam ghaib dan alam nyata. Allah Ta'ala yang mengetahui setiap rayapan semut-semut di muka bumi ini meskipun berada di malam gelap gulita dan berada di atas batu yang hitam. Allah Ta'ala yang mengetahui jatuhnya setiap lembar daun biar sekecil apapun daun itu. Allah Ta'ala yang mengetaui setiap ikan yang menyelinap di bawah batu karang meskipun berada di dasar samudera paling dalam. Segala puji bagi Allah Ta'ala yang mengusasi kerajaan langit dan bumi.

  1. Apa yang di langit dan apa yang di bumi senantiasa bertasbih kepada Allah; milik-Nya semua kerajaan dan bagi-Nya (pula) segala puji; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
  2. Dialah yang menciptakan kamu, lalu di antara kamu ada yang kafir dan di antara kamu (juga) ada yang mukmin. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
  3. Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar, Dia membentuk rupamu lalu memperbagus rupamu, dan kepada-Nya tempat kembali.
  4. Dia mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang di bumi , dan mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu nyatakan. Dan Allah Maha Mengetahui segala isi hati. (Terj. Surat At-Taghobun [64]:1-4)
Mungkin sering kita melihat seseorang yang di dalam kehidupannya dikehendaki oleh Allah Ta'ala dalam keadaan buta kedua matanya tanpa bisa melihat dunia ini sedikitpun. Sejak kehadirannya dari rahim sang ibu hingga sepanjang perjalanan hidupnya ia tidak mengetahui dan menikmati apa dan bagaimana tentang alam yang begitu indah ini.

" Sungguh! Pada yang demikian itu pasti terdapat peringatan bagi orang-orang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannnya, sedang ia menyaksikannya. " (Terj. surat Adz-Dzariyat [51]:37)

Namun, coba ingatkan pada diri kita akan hal ini. Orang yang mengalami hal ini bukanlah seperti yang kebanyakan orang anggap dan duga. Justru dialah orang yang menjadi pillihan Allah Ta'ala untuk memikul beban yang sungguh terasa pedih ini. Tanpa kita sadari ia telah mewakili kita dan bahkan manusia di muka bumi untuk mengingatkan akan rasa syukur kepada Sang Pencipta atas kesehatan mata yang kita terima.

Ketika ia masih berumur kecil, ia hanya bisa bergerak, menangis tanpa mengetahui apa yang berada di sisinya. Sementara anak-anak yang lain begitu ceria dan lucu, berlatih berjalan dengan merangkak mengambil mainan yang berwarna-warni. Ada yang berlari untuk memeluk ibunya yang menyodorkan sebuah boneka baru yang cantik.

Ketika yang lain berbahagia berkumpul bersama keluarga menikmati dan dengan sesuka hati memilih berbagai masakan di atas meja makan, tapi ia harus terdiam menunggu ibunya menyiapkan makanan dan menyuapinya sambil duduk terpaku tanpa bisa melihat sang ayah yang berada di sampingnya.

Ketika yang lain saling berteriak Gol! Gol! di lapangan saat bermain bola, tapi ia hanya terduduk membisu di atas bangku tepi lapangan dan sedikitpun tiada bisa melihat begitu gembiranya teman-teman seusianya bermain bola.

Ketika yang lain saling berlarian mengejar layang-layang di sawah, tapi ia harus berjalan meraba-raba dengan tongkat dan sesekali tersandung kakinya dan terjatuh.

Ketika yang lain bersenda gurau menikmati keindahan alam ini, tapi ia harus merasakan kehampaan di hari-harinya.

Ketika yang lain sedang menghirup udara pagi yang segar, menikmati teh hangat dan sepotong roti sertamenyaksikan indah terbitnya matahari, tapi iaharus termenung dalam kegelapan.

Namun, wahai saudaraku yang buta, engkau telah menjadi hamba pilihanAllah Ta'ala, engkau telah dipilih untuk menjadi pelajaran mendalam bagi kami, dan engkau telah diplih oleh Allah Ta'ala untuk mewakili kami menjadi peringatan besar tentang rasa syukur.

Kamilah yang kasihan terhadap diri kami...

Ketika kami bisa melihat senyum kedua orang tua kami, kami lupa untuk bersyukur atas nikmat kedua mata ini.

Ketika kami bisa memandang alam ini dengan terang dan bekerja, belajar, dan bermain di dalamnya, tapi kami lupa untuk bersyukur atas nikmat kedua mata ini.

Ketika kami bisa menikmati begitu indahnya cahaya bulan dan bintang di malam hari, kami lupa untuk bersyukur atas nikmat kedua mata ini.

Dan....

Ketika mata dan hati kami terfitnah oleh dunia dengan segala perhiasannya ini, di saat itulah engkau selamat darinya...engkau selamat darinya...

Sedangkan kami harus mempertanggungjawabkan semuanya di hadapan Allah Ta'ala nanti.

" Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya." (Terj. surat Al-Isro' [17]:36)

" Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahannam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk (melihat tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah." (Terj. Surat Al-A'rof [7]:179)

" Sebenarnya bukan mata itu yang buta, akan tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada. " (Terj. surat Al-Hajj [22]:46)

Mudah-mudahan Allah Ta'ala mengampuni kami wahai saudaraku. Amiin...


Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template ALI @ SD MUHAMMADIYAH 1 NGRAMBE @2012