SUPLEMEN
PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN PENCEGAHAN HIV / AIDS KE DALAM KURIKULUM SEKOLAH
Petunjuk:
Lembar suplemen ini dimaksudkan untuk membantu Sekolah/ madrasah dalam melaksanakan pendidikan pencegahan melawan HIV/AIDS dalam lingkungan sekolah, sebagai bagian dari proses evaluasi diri sekolah.
Atas dasar evaluasi tentang ancaman HIV ini, Sekolah/Madrasah dapat menentukan pilihan tindakan pencegahan melawan HIV/AIDS dalam lingkungan sekolah, untuk dapat dimasukkan ke dalam Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) dan Rencana Kerja Sekolah (RKS).
- Ancaman HIV dan AIDS di Indonesia
- HIV dan AIDS merupakan fenomena gunung es yang muncul ke permukaan—yang tampak kecil tetapi sebenarnya realitasnya lebih besar dari itu.
- Di Indonesia, hingga Juni 2007, tercatat 9.689 kasus AIDS, dan infeksi HIV mencapai 5.813 kasus (Ditjen P2MPL Depkes RI).
- Remaja merupakan kelompok umur yang paling banyak terkena kasus HIV dan AIDS.
- Jumlah pengidap HIV dan AIDS di Indonesia mencapai 90.000 – 130.000 orang.
- Jumlah kumulatif kasus AIDS terbanyak hingga Juni 2007 adalah sebagai berikut:
- DKI Jakarta : 2.713
- Papua : 1.244
- Jawa Barat : 1.226
- Jawa Timur : 985
- Bali : 560
- Kalimantan Barat : 553
- Sumatera Utara : 413
- Jawa Tengah : 338
- Kepulauan Riau : 226
- Sulawesi Selatan : 143
Berdasarkan cara penularannya, secara kumulatif kasus AIDS dapat dilihat pada urutan di bawah ini:
- Pengguna narkoba suntik (IDU) : 4.757
- Heteroseksual : 4.079
- Homoseksual : 379
Berdasarkan kelompok umur, proporsi sebarannya adalah sebagai berikut:
- 20 – 29 Tahun : 54 %
- 30 – 39 Tahun : 28%
- 40 – 49 Tahun : 8%
Cara penularan dan cara pencegahan dan kemana hrs merujuk kepada otoritas.
|
B.1. Beberapa Pengertian Dasar |
Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi atau penyakit yang penularannya terutama terjadi melalui hubungan seksual. IMS termasuk dalam kelompok Infeksi Saluran Reproduksi (ISR). Penyebab IMS termasuk:
Cara Pencegahan IMS:
Kemana hrs merujuk:
|
NARKOBA adalah singkatan dari narkotika, psikotropika dan bahan/ zat adiktif lainnya. Narkoba merupakan sesuatu yang dimasukkan ke dalam tubuh baik berupa zat padat, cair, maupun gas yang mengubah fungsi atau struktur tubuh secara fisik dan/atau psikis, tidak termasuk makanan dan air yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi tubuh yang normal. Ketergantungan pada penggunaan narkoba mempengaruhi fungsi otak dan susunan syaraf sehingga berpengaruh pada suasana-hati (mood) serta perilaku orang tersebut. |
HIV adalah singkatan dari Human Immuno-deficiency Virus, yaitu virus yang menyerang dan merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Ketika tertular HIV, seseorang dikatakan positif HIV. Namun, hal tersebut tidak mutlak berarti bahwa mereka mengidap AIDS. |
B2. Analisis Sederhana Resiko HIV/AIDS Di Lingkungan Sekolah |
Jawablah Pertanyaan di bawah ini dengan mamberi tanda cek (v) pada kolom YA atau TIDAK .
No. | Pertanyaan | Ya | Tidak |
1. | Sekolah kami menerapkan kebijakan "sekolah terbebas narkoba" | ||
2. | Sekolah kami berada di lingkungan yang beresiko tinggi (PSK, Narkoba, trafficking) | ||
3. | Latar belakang orangtua siswa di sekolah kami sebagian besar dari ekonomi menengah ke bawah | ||
4. | Tingkat drop-out di sekolah kami cukup tinggi | ||
5. | Hubungan sekolah kami dengan orangtua siswa kurang harmonis | ||
6. | Hubungan Kepala Sekolah/ guru kami dengan siswa kurang harmonis | ||
7. | Beberapa siswa di sekolah kami pernah berurusan dengan pihak berwajib dalam kasus (narkoba/perkosaan/pencurian) | ||
8. | Banyak siswa sering membolos atau meninggalkan pelajaran tanpa keterangan | ||
9. | Banyak siswa yang ketahuan merokok di lingkungan Sekolah kami | ||
10. | Guru bimbingan dan konseling bagi siswa yang bermasalah tidak tersedia di sekolah kami | ||
11. | Di sekolah kami terdapat banyak siswa yang hamil di luar nikah | ||
12. | Di sekolah kami diajarkan tentang hukum/peraturan nikah seperti yang diatur dalam undang-undang perkawinan | ||
13. | Resiko akibat-buruk pergaulan bebas tidak diajarkan di sekolah kami | ||
14. | Siswa wanita yang telah haid tidak dibekali pengetahuan tentang cara merawat dan menjaga organ kewanitaannya. | ||
15. | Semua siswa di sekolah kami telah memperoleh informasi tentang bahaya narkoba | ||
16. | Pendidikan pencegahan HIV/ AIDS belum diperkenalkan di sekolah kami | ||
17. | Siswa di sekolah kami sebagian besar belum diperkenalkan dengan alat-alat kontrasepsi | ||
18. | Informasi tentang bahaya narkoba dan HIV/AIDS di sekolah kami sangat sedikit | ||
19. | SDM yang mengetahui tentang HIV/AIDS di sekolah kami sangat sedikit | ||
20. | Sarana pendukung untuk pembelajaran pendidikan HIV/ AIDS belum memadai |
Keterangan:
- Bila semua jawaban Ya, sekolah memiliki resiko yang SANGAT TINGGI
- Bila lebih banyak jawaban Ya, sekolah memiliki resiko yang TINGGI
- Bila lebih banyak jawaban Tidak, sekolah memiliki resiko yang SEDANG
- Bila semua jawaban Tidak, sekolah memiliki resiko yang RENDAH
|
Aspek keterbukaan informasi tentang pencegahan HIV/ AIDS sangat penting bagi terciptanya perilaku siswa untuk menuju gaya hidup sehat yang didasari etika dan moral.
Bagi Sekolah/ Madrasah yang memiliki resiko SANGAT TINGGI, TINGGI dan SEDANG dari hasil analisis sederhana di atas, disarankan agar Sekolah/ Madrasah merujuk ke Suplemen tentang Pengintegrasian pendidikan pencegahan HIV dan AIDS ke dalam Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) dan Rencana Kerja Sekolah (RKS) yang tersedia pada Modul Perencanaan dan Penganggaran Sekolah/ Madrasah.
SUPLEMEN
PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN PENCEGAHAN HIV/AIDS KE DALAM RENCANA KEGIATAN SEKOLAH (RKS) DAN RENCANA TAHUNAN
|
Tindakan Struktural: |
Tindakan Non Struktural: |
|
Jangka Pendek | |
1. | |
2. | |
3. | |
4. | |
Jangka Menengah/ Panjang | |
1. | |
2. | |
3. |
|
Langkah Awal: Idealnya, untuk sekolah-sekolah yang hasil dari analisis resiko terhadap ancaman HIV/ AIDS di sekolah menunjukkan resiko yang SANGAT TINGGI, TINGGI dan SEDANG, maka unsur Kenyamanan sekolah harus menjadi bagian dari kondisi sekolah yang diharapkan (tercermin dalam Visi dan Misi). Jika Kenyamanan sekolah merupakan bagian dari tujuan Pengembangan sekolah, maka tujuan tersebut bisa dijabarkan dalam sasaran, kegiatan dan rencana kerja tahunan.
Jangka waktu Perencanaan: Pada umumnya pilihan tindakan STRUKTURAL dapat dikerjakan dalam Jangka MENENGAH/PANJANG, sedangkan pilihan tindakan NON-STRUKTURAL dapat dikerjakan dalam JANGKA PENDEK. Di dalam mekanisme BOS, rencana jangka menengah/panjang dituangkan dalam Rencana Kegiatan Sekolah/ RKS (4 tahunan), sedangkan rencana jangka pendek dituangkan dalam Rencana Kerja Tahunan (RKT). Selanjutnya rencana-rencana tersebut dituangkan lebih lanjut ke dalam Rencana Kerja Anggaran Sekolah (RKAS).
Contoh Kegiatan Jangka Pendek | |
1. | Membuat Kebijakan Sekolah tentang larangan merokok, konsumsi narkoba dan sanksinya |
2. | Menyamakan pemahaman tentang faktor-faktor yang menyebabkan semua warga sekolah sangat rawan tertular HIV |
3. | Memutakhirkan pengetahuan para guru tentang pencegahan HIV dan AIDS berdasarkan pendekatan kecakapan hidup |
4. | Mengembangkan kurikulum yang memuat tentang kesehatan reproduksi dan perilaku orang yang mengidap HIV dan AIDS |
5. | Menyediakan guru dan ruang untuk Bimbingan Konseling bagi siswa yang bermasalah |
6. | Sosialisasi tentang Kesehatan reproduksi, bahaya IMS, HIV dan AIDS, dan narkoba kepada seluruh warga sekolah termasuk komite sekolah |
7. | Melakukan sosialisasi tentang bahaya IMS, HIV dan AIDS, serta narkoba kepada siswa baru pada waktu MOS (masa orientasi studi) |
8. | Menyediakan buku-buku referensi/ film tentang IMS, HIV dan AIDS, Narkoba, Kesehatan Reproduksi |
9. | Mengirimkan guru untuk mengikuti pelatihan mengenai berbagai permasalahan HIV dan AIDS dan pelaksanaan kurikulumnya |
10. | Membuat poster dan melakukan kampanye penyadaran tentang bahaya narkoba dan HIV dan AIDS, perlunya menerapkan gaya hidup sehat. |
Contoh Jangka Panjang | |
1. | Menyusun Renstra yang memuat pendidikan pencegahan HIV dan AIDS |
2. | Pengalokasian dana |
3. | Menjalin kemitraan dengan pihak pihak luar yang terlibat dengan program-program pencegahan HIV dan AIDS |
4. |
|
Nara Sumber dari Pemerintah di Tingkat Provinsi
No | Lembaga | Jabatan |
A. | Kepulauan Riau | |
1. | Dinas Pendidikan Provinsi | |
Nara Sumber non Pemerintah di Tingkat Provinsi
No | Lembaga | Jabatan |
A. | Kepulauan Riau | |
1. | Dinas Pendidikan Provinsi | |
Sumber : Pelatihan BOS 2011 di Aula DINAS Pendidikan Kabupaten Ngawi tanggal 28 November s.d 1 Desember 2011.
0 komentar:
Posting Komentar