Rabu, 30 November 2011

Pengurangan Resiko Bencana ke Dalam EDS/M

SUPLEMEN

PENGINTEGRASIAN PENGURANGAN RESIKO BENCANA

KE DALAM EVALUASI DIRI SEKOLAH/MADRASAH (EDS/M)


 


 

Bahan suplemen ini ditujukan untuk membantu sekolah/madrasah dalam menemukenali/mengidentifikasi ancaman bencana dan mengkaji resiko dampak bencana yang dihadapi sekolah/madrasah, sebagai bagian dari proses Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah (EDS/M).


 

Atas dasar penilaian resiko dampak bencana ini, sekolah/madrasah diharapkan dapat menentukan pilihan tindakan Pengurangan Resiko Bencana menurut jenis dan tingkatan ancaman bencana yang dihadapi sekolah/madrasah, untuk bisa dimasukkan ke dalam Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) dan Rencana Kerja Sekolah (RKS)


 

  1. Tentang Ancaman Bencana di Indonesia

    Jenis-jenis bencana di Indonesia yang dapat mempengaruhi keamanan dan keselamatan sekolah/madrasah


 

Gempa Bumi adalah kejadian alam akibat pergeseran lempeng bumi atau meletusnya gunung berapi, yang berakibat pada pergerakan permukaan bumi. Gerakan permukaan bumi ini dapat meruntuhkan bangunan rumah, gedung, sekolah/madrasah, jembatan dan jalan. Gempa bumi dapat diikuti oleh bahaya tambahan seperti kebakaran, benda-benda jatuh, atau bahkan banjir akibat bendungan rusak. Gempa bumi dapat mengakibatkan jatuhnya benda-benda yang terletak di atas, meruntuhkan bangunan sekolah/madrasah, dan menjebak murid dan guru di dalam reruntuhan bangunan.

Tsunami adalah gelombang besar yang diakibatkan oleh adanya perubahan dasar laut atau badan air yang terjadi akibat gempa bumi, letusan gunung berapi atau longsoran bawah laut. Gelombang yang terjadi menjalar dengan kecepatan dan elevasi yang tinggi di lautan dan ketika mencapai daratan dapat menjadi banjir bandang yang sangat dahsyat berakibat merusak benda-benda yang dilewatinya. Gelombang tsunami dapat menghancurkan dan menghanyutkan bangunan rumah, sekolah/madrasah, perkantoran dan bangunan publik lainnya yang terletak di pinggir pantai atau pada jalur air yang dekat dengan laut.

Banjir adalah kejadian di mana air menggenang dalam waktu tertentu pada daerah yang biasanya tidak digenangi air. Banjir terjadi saat kapasitas air melebihi daya tampung sungai, danau, rawa atau penampung air lainnya. Kejadian ini dipengaruhi oleh intensitas curah hujan, lamanya hujan, kondisi topografi, kondisi tanah, dan kondisi tutupan lahan. Banjir dapat menggenangi bangunan sekolah/madrasah atau menghanyutkan peralatan di dalamnya.

Tanah Longsor adalah pergerakan batuan atau tanah secara menurun menuju kaki suatu lereng. Longsor dapat terjadi akibat gempa bumi, banjir dan letusan gunung berapi. Tanah longsor juga terjadi ketika kekuatan dari batuan atau tanah yang membentuk lereng dilampaui oleh tekanan massa lereng dan benda-benda di atasnya. Pengurangan kekuatan tanah ini dapat disebabkan oleh meningkatnya kandungan air, meningkatnya sudut kemiringan lereng, berkurangnya pohon penyangga kemiringan tanah serta bertambahnya beban di permukaan lereng. Tanah longsor dapat menimpa, menggeser atau menimbun bangunan sekolah/madrasah.

Kebakaran adalah kejadian dimana api menghanguskan bangunan rumah, sekolah/madrasah dan bangunan publik lainnya. Kebakaran gedung dan pemukiman pada dasarnya diakibatkan oleh kelalaian manusia terutama dalam hal pemilihan bahan yang mudah terbakar, pemakaian alat-alat pembakaran yang menyalahi aturan, atau pemasangan instalasi listrik yang salah dan pemakaian alat-alat elektronik yang mengakibatkan arus pendek dan percikan api. Kebakaran dapat juga disebabkan oleh api dari kompor atau alat pemanas laiinya. Kebakaran dapat merusak bangunan sekolah/madrasah dan menjebak murid dan guru di dalam kungkungan api.

  1. is Resiko

    Memahami kondisi lingkungan sekolah/madrasah dengan melihat pada ancaman, kerentanan, keterpaparan dan kekuatan bangunan sekolah/madrasah dalam menghadapi bencana


 

B.1. Beberapa Pengertian Dasar

Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan resiko bencana

Ancaman (Hazard) adalah suatu kejadian atau peristiwa alam yang dapat menimbulkan ancaman bencana, seperti getaran permukaan tanah akibat gempa bumi, luapan air akibat tsunami atau banjir, dan tanah longsor serta kebakaran.


 


 


 

Gambar yang menjelaskan ancaman bencana tanah longsor, keterpaparan (exposure) sebagian bangunan sekolah/madrasah terhadap bongkahan batu yang sewaktu-waktu bisa runtuh, serta kerentanan murid dan guru yang berada di dalam bangunan sekolah/madrasah.

Keterpaparan (Exposure) adalah keadaan di mana manusia berada di hadapan arah ancaman sehingga berpotensi terkena dampak langsung jika suatu kejadian alam terjadi. Kejadian alam yang tidak mengenai manusia bukanlah suatu bencana.

Kerentanan (Vulnerability) adalah suatu keadaan yang menyebabkan ketidakmampuan manusia dalam menghadapi bahaya. Anak-anak, ibu hamil, lanjut usia, dan penyandang cacat umumnya termasuk kaum rentan.

Kapasitas (Capacity) adalah kemampuan-kemampuan khusus yang dimiliki seseorang atau kelompok untuk menghadapi keadaan darurat bencana. Kapasitas terbangun melalui pengenalan dan pelatihan penanggulangan bencana.


 

B.2. Analisis Sederhana Resiko Bencana Sekolah/madrasah

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan YA (Y) atau TIDAK (T)

 

Y 

 

T 


 

Gempa Bumi 

Sekolah/madrasah kami berada pada wilayah rawan ancaman gempa bumi

    

Sekolah/madrasah kami berlokasi di daerah yang pernah terkena gempa bumi besar sebelumnya

    

Bangunan sekolah/madrasah kami bukan bangunan yang dirancang tahan gempa

    

Pintu kelas dan gerbang sekolah/madrasah kami tidak cukup lebar untuk penyelamatan saat gempa

    

Sekolah/madrasah kami belum membuat jalur evakuasi dan tempat berkumpul saat kejadian gempa bumi

    

Sekolah/madrasah kami belum memperoleh atau melakukan pelatihan dan simulasi untuk kejadian bencana gempa bumi

    
     

Tsunami 

Sekolah/madrasah kami berada pada wilayah yang rawan terjadinya kejadian bencana alam tsunami

    

Sekolah/madrasah kami berlokasi di daerah yang pernah terkena bencana alam tsunami sebelumnya

    

Rancangan sekolah/madrasah kami belum memiliki rancangan yang aman dari tsunami

    

Sekolah/madrasah kami belum membuat jalur evakuasi dan tempat berkumpul yang aman saat kejadian tsunami

    

Sekolah/madrasah kami belum memperoleh atau melakukan pelatihan dan simulasi untuk kejadian bencana tsunami

    


 

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan YA (Y) atau TIDAK (T)

 

Y 

 

T 

     

Longsor 

Sekolah/madrasah kami berada pada daerah berlereng curam yang sewaktu-waktu bisa longsor

    

Sekolah/madrasah kami berlokasi di daerah yang pernah terkena bencana tanah longsor sebelumnya

    

Sekolah/madrasah kami sangat dekat dengan lokasi pusat kejadian bencana tanah longsor sebelumnya

    

Rancangan sekolah/madrasah kami belum memperhitungkan ancaman tanah longsor yang ada di sekitar

    

Sekolah/madrasah kami belum memperoleh atau melakukan pelatihan dan simulasi untuk penyelamatan dari tanah longsor

    
     

Banjir 

Sekolah/madrasah kami berada pada wilayah yang rawan terhadap kejadian banjir

    

Sekolah/madrasah kami berlokasi di daerah yang dekat dengan aliran sungai yang dapat meluap

    

Sekolah/madrasah kami pernah mengalami bencana banjir sebelumnya

    

Rancangan
sekolah/madrasah
kami
belum
memperhitungkan
resiko
genangan
akibat
banjir

    

Sekolah/madrasah kami belum memperoleh atau melakukan pelatihan dan simulasi untuk kejadian bencana banjir

    
     

Kebakaran 

Sekolah/madrasah kami berada pada wilayah permukiman padat yang rawan kebakaran

    

Rancangan sekolah/madrasah kami belum memperhitungkan resiko bencana kebakaran

    

Pintu kelas dan gerbang sekolah/madrasah kami tidak cukup lebar untuk penyelamatan saat kebakaran

    

Sekolah/madrasah kami belum membuat jalur evakuasi dan tempat berkumpul saat kejadian kebakaran

    

Sekolah/madrasah kami belum memperoleh atau melakukan pelatihan dan simulasi untuk kejadian bencana kebakaran

    

Sekolah/madrasah kami belum memiliki prosedur keselamatan saat terjadi kebakaran

    


 

Untuk masing-masing ancaman di atas:

Jika semua jawaban Y, sekolah/madrasah memiliki risiko yang SANGAT TINGGI

Jika lebih banyak jawaban Y, sekolah/madrasah memiliki resiko yang TINGGI

Jika lebih banyak jawaban T, sekolah/madrasah memiliki resiko yang SEDANG

Jika semua jawaban T, sekolah/madrasah memiliki resiko yang RENDAH


 

  1. Tindak lanjut hasil EDS/M tentang resiko bencana yang dihadapi sekolah/madrasah

    Menyikapi hasil EDS/M tentang resiko bencana


 

Secara umum idealnya aspek Keselamatan Sekolah (School Safety) merupakan bagian dari Standar Pelayanan Minimal (SPM). Kalaupun belum menjadi standar wajib, aspek keselamatan merupakan kebutuhan mendasar bagi berlangsungnya proses belajar mengajar yang aman, nyaman dan melindungi.

Bagi sekolah/madrasah yang memiliki resiko SANGAT TINGGI, TINGGI dan SEDANG dari hasil analisis sederhana di atas, maka disarankan agar sekolah/madrasah merujuk ke Suplemen tentang Pengintegrasian Tindakan Pengurangan Resiko Bencana kedalam Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) dan Rencana Kerja Sekolah (RKS) yang tersedia pada Modul Perencanaan dan Penganggaran Sekolah/Madrasah.

oo0oo-

SUPLEMEN

PENGINTEGRASIAN TINDAKAN PENGURANGAN RESIKO BENCANA

KEDALAM RENCANA KEGIATAN SEKOLAH (RKS) DAN RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT)


 

Petunjuk: Lembar suplemen ini dimaksudkan untuk membantu sekolah/madrasah dalam menindak lanjuti hasil Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah (EDS) tentang Pengurangan Resiko Bencana kedalam Rencana Kegiatan Sekolah (RKS) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT), melalui penentuan pilihan-pilihan tindakan yang kongkrit untuk meningkatkan Keamanan dan keselamatan Sekolah (School Safety) dari resiko bencana.


 

  1. Menentukan Pilihan Tindakan Pengurangan Resiko Bencana


    Memberikan pilihan tindakan yang dapat dilaksanakan untuk mengurangi resiko bencana untuk sekolah/ madrasah yang memiliki resiko SANGAT TINGGI, TINGGI dan SEDANG. Ada dua kelompok pilihan tindakan yang termasuk dalam kategori Tindakan Struktural dan Tindakan Non-Struktural


 

Tidakan Struktural: upaya yang memerlukan perubahan-perubahan fisik

Penguatan bangunan sekolah/madrasah

Pembuatan jalur penyelamatan (Escape route)

Pembuatan tempat berkumpul (Assembly area)

Perubahan penggunaan ruangan atas pertimbangan unsur keselamatan

Pembuatan tanda-tanda peringatan dan petunjuk jalur penyelamatan 

Pelebaran pintu keluar yang membuka jalur penyelamatan untuk menghindari penumpukan

Penggantian jendela dengan bahan yang tidak mudah pecah (seperti menggunakan kaca es) 

Penyediaan bangunan unit kesehatan sekolah/madrasah yang tahan gempa

Perbaikan struktural lain yang dirasa perlu

 

Tindakan Non Struktural: upaya yang memerlukan perubahan-perubahan non-fisik

Evaluasi diri kerentanan bangunan, tata letak dan penempatan barang-barang sekolah/madrasah terhadap bencana dan ancaman keselamatan yang lain

Penyusunan prosedur tetap penyelamatan saat terjadi bencana

Pelatihan tim manajemen sekolah/madrasah, guru dan siswa tentang prosedur keselamatan

Simulasi dan pelatihan kejadian bencana dan prosedur keselamatan 

Pembuatan materi-materi KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) terkait bencana

Mengintegrasikan materi terkait bencana dan penanggulangannya ke dalam mata pelajaran yang relevan (seperti: IPS (Geografi), IPA, dan Lingkungan Hidup) 

Pembentukan Tim Siaga Bencana di lingkungan sekolah/madrasah

Pembuatan poster dan petunjuk evakuasi dan tindakan penyelamatan ketika terjadi bencana

Mempersiapkan cadangan logistik untuk kesiapsiagaan bencana yang dirasa paling mungkin terjadi  

Perbaikan non-struktural lain yang dirasa perlu 


 

  1. Menentukan Kebutuhan Pengurangan Resiko Bencana


    Mengidentifikasi kebutuhan kegiatan sekolah/madrasah dan program perbaikan yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko bencana, untuk dimasukkan ke dalam rencana sekolah/madrasah


 

Jangka Pendek  

Evaluasi diri kerentanan bangunan, fasilitas dan lingkungan sekolah/madrasah terhadap berbagai jenis bencana

Perbaikan sistem pengelolaan sekolah/madrasah agar memiliki prosedur keselamatan

Penyadaran akan pemahaman pentingnya mitigasi bencana dan prosedur keselamatan 

Pelaksanaan kegiatan simulasi dan latihan keselamatan menghadapi bencana

 

Jangka Menengah/Panjang  

Perbaikan fasilitas sekolah/madrasah agar memenuhi standar keamanan dan keselamatan menghadapi bencana

Penataan ulang penggunaan ruang kelas, jalur gang, gudang dan lapangan untuk meningkatkan kemudahan mobilitas

Pemindahan sebagian atau keseluruhan bangunan sekolah/madrasah ke kawasan yang lebih aman dari bencana

 


 

  1. Memasukan Pengurangan Resiko Bencana ke dalam rencana sekolah/madrasah


Merencanakan pemenuhan kebutuhan Pengurangan Resiko Bencana dengan menuangkan ke dalam RKS dan RKT


 

Langkah awal: idealnya, untuk sekolah/madrasah yang hasil analisis resiko bencana dalam EDS menunjukkan resiko yang SANGAT TINGGI, TINGGI dan SEDANG, maka unsur Keselamatan Sekolah (School Safety) harus menjadi bagian dari kondisi sekolah/madrasah yang diharapkan (bagian dari visi dan misi). Jika Keselamatan Sekolah/ Madrasah merupakan bagian dari tujuan pengembangan sekolah/madrasah, maka tujuan tersebut bisa diturunkan ke dalam sasaran, kegiatan dan rencana kerja tahunan.


 

Jangka waktu perencanaan: Pada umumnya pilihan tindakan STRUKTURAL dapat dikerjakan dalam JANGKA MENENGAH/PANJANG, sedangkan pilihan tindakan NON-STRUKTURAL dapat dikerjakan dalam JANGKA PENDEK. Di dalam mekanisme BOS, rencana jangka menengah/panjang dituangkan dalam Rencana Kegiatan Sekolah/RKS (4 tahunan), sedangkan rencana jangka pendek dituangkan dalam Rencana Kerja Tahunan (RKT). Selanjutnya rencana-rencana tersebut dituangkan lebih lanjut ke dalam Rencana Kerja Anggaran Sekolah (RKAS).


 

Contoh-contoh kegiatan Jangka Pendek 

Membentuk tim siaga bencana sekolah/madrasah

Melakukan evaluasi diri kerentanan bangunan dan lingkungan sekolah/madrasah dari resiko bencana

Menyusun prioritas rencana perbaikan untuk mengurangi kerentanan bangunan dan lingkungan sekolah/madrasah

Menyusun dan melembagakan prosedur tetap penyelamatan saat terjadi bencana 

Melakukan simulasi dan pelatihan penyelamatan saat terjadi bencana 

Mendapatkan atau membuat poster dan melakukan kampanye penyadaran prosedur keselamatan saat bencana

Mengevaluasi secara berkala peningkatan budaya keselamatan di sekolah/madrasah

 

Contoh-contoh kegiatan Jangka Menengah/Panjang 

Pelebaran pintu-pintu kelas dan pintu gerbang sekolah/madrasah untuk mempermudah penyelamatan saat terjadi bencana

Pembuatan rambu-rambu petunjuk arah, jalur evakuasi dan penyediaan tempat berkumpul (assembly area)

Merenovasi untuk penguatan struktur bangunan inti sekolah/madrasah agar tahan gempa

Pengaturan kembali tata letak ruangan dan peralatan untuk mempermudah proses penyelamatan

 


 


 


 


 


 


 

  1. Referensi dan Nomor Kontak Penting

    Jika sekolah/madrasah memiliki resiko tinggi dan perlu informasi lebih lanjut, dapat menghubungi organisasi dan institusi berikut untuk mendapatkan informasi.


 

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah

Koordinator Program BOS

Binsar Marpaung

Jl. Jenderal Sudirman, Senayan

Gedung E, Lantai 15

Jakarta Selatan, 10270

Tel: 021-5725061, 5725613

Fax: 021-5725613

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah

Koordinator DAK Rehabilitasi Sekolah

Jl. Jenderal Sudirman, Senayan

Gedung E, Lantai 5

Jakarta Selatan, 10270

Tel: 021-5725061, 5725613

Fax: 021-5725613

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NASIONAL

Pusat Data dan Informasi

Dr. Sutopo Purwo Nugroho

Jl. Ir. H. Juanda No. 36

Jakarta

Tel: 021-3442734, 3442985, 3443079

Fax: 021-3505075

Email: sutopopn2011@yahoo.com

  


 

BPBD Provinsi/Kab/Kota atau Kantor Kesbanglinmas

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template ALI @ SD MUHAMMADIYAH 1 NGRAMBE @2012