Rabu, 25 November 2009

Bersihkan Hatie dan Lisan Dari Perselisihan dan Pertengkaran



Bismillah...

Orang yang beriman adalah manusia yang terikat oleh tali peraudaraan yang kuat. Kesamaan aqidah, keimanan, ajaran, dan sesembahan telah mengikat erat setiap individu yang mengaku sebagai seorang muslim. Ikatan persaudaraan ini merupakan sebuah karunia Allah Ta'ala yang sangat indah. Oleh karena itu, jika saja terjadi suatu perselisihan di antara saudara kita, maka kita berkewajiban untuk mendamaikan mereka agar kembali saling bersaudara dan berkasih sayang. Demikianlah yang telah di perintahkan Allah Ta'ala.

" Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertaqwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat. " (Terj. surat Al-Hujurot [49]:10)

Karunia Allah Ta'ala yang sangat indah ini harus kita syukuri dan kita jaga dengan sebaik-baiknya. Dahulu, semasa jahiliyah, pada masa kebodohan, manusia hidup saling bertindak tanpa adanya ilmu pengetahuan. Mungkin tidak ada pengamalan dari sebuah bentuk kesabaran hati, toleransi, kasih sayang, bantu-membantu antara sesamanya, sehingga hari-hari kehidupan waktu itu bagaikan sebuah komunitas makhluk liar di tengah hutan, saling memangsa satu sama lain. Akan tetapi, setelah Allah Ta'ala menghendaki kebaikan dan keselamatan bagi mereka, maka berubahlah keadaannya. Petunjuk telah datang hingga saat ini kita rasakan.

" Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) saling bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk. " (Terj. surat Ali Imron [3]:103)

Saya teringat pada waktu yang telah lalu membaca dan memperhatikan perselisihan dua kelompok muslim pada sebuah blog. Mereka berselisih seputar akhwat dan berdebat masalah ini. Sebagian menganggap bahwa akhwat tarbiyah adalah akhwat milik mereka dan merasa kelompok lain telah mengambil akhwatnya. Perselisihan ini berawal dari sebuah tulisan beberapa paragraf yang di tampilkan di blognya itu. Sehingga muncullah berbagai tanggapan dan perdebatan. Bahkan sampai melontarkan tanggapan dan menyebut kelompok yag lain dengan sebutan yang provokatif serta kurang pantas. Masing-masing merasa benar dan ingin menang. Ada yang bangga tampil maju dan memperkenalkan dirinya sebagai anggota kelompok fitnah utara, dan datang lagi tanggapan tidak ingin kalah dari anggota kelompok fitnah selatan, hingga akhirnya anggota kelompok fitnah timur dan barat pun tak mau ketinggalan. Astaghfirulloh...Menurut saya ini adalah hal yang memalukan. Kenapa harus mengotori hati dengan perdebatan yang memalukan seperti itu?! Saya perhatikan mereka cukup paham dengan ilmu Islam ini. Begitulah jika manusia hanya belajar namun tidak berusaha menata hati. Bisa jadi ia merupakan lilin penerang bagi kegelapan orang lain, akan tetapi ia habis terbakar oleh perbuatannya sendiri. Jika dengan kelompok-kelompok seperti itu sudah nyata bisa menimbulkan perpecahan dan jarak yang jauh antara sesama Muslim, kenapa masih juga mengagung-agungkannya?! Apakah jika tidak mengikuti kelompok-kelompok itu lantas tidak bisa beribadah kepada Allah Ta'ala? atau tidak mempunyai teman? atau tidak bisa belajar Al-Qur'an dan Sunnah? atau sesat? atau yang lainnya....?!

" Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan yang lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim! " (Terj. surat Al-Hujurot [49]:11)

Memang perselisihan-perselisihan seperti ini kerap sekali menimpa kaum Muslimin, bahkan sudah dari zaman dahulu. Akan tetapi, jika perselisihan yang terjadi hanya karena permasalahan seperti di atas tadi, itu hanya terbatasnya tingkat pemahaman dan ditambah dengan kurangnya perhatian terhadap perbaikan hati. Sehingga jika setiap amal berupa ucapan, tulisan, maupun tingkah laku yang bersumber dari hati yang kurang baik, maka hasilnyapun akan serupa dengan keadaan hatinya.

" Ketahuilah, bahwasanya di dalam jasad manusia terdapat segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasadnya, dan jika ia buruk, maka buruk pula seluruh jasadnya. Ketahuilah, bahwa segumpal daging itu adalah hati. (H.R. Bukhori dan Muslim)

Begitu pentingnya memperhatikan segumpal daging ini agar terjaga kesuciannya. Karena jika sampai terkotori oleh berbagai kemaksiyatan, maka akibatnya akan menjalar ke seluruh amal perbuatan.

Kepada para kelompok yang masih suka berselisih yang seharusnya tidak terjadi ini hendaknya bersikap lebih bijaksana dalam mengambil sebuah sikap dalam perbedaan, perbedaan dalam hal apapun, bijaksana dalam artian dewasa, atas dasar hujjah yang shohih, tegas (bukan kasar, keras, ekstrim yang melampaui batas, dll.), mendatangkan pemahaman yang baik dan bukan sebaliknya. Akan lain keadaannya jika semua mentadabburi ayat Allah Ta'ala.

" Kemudian mereka terpecah belah dalam urusan (agama)nya menjadi beberapa golongan. Setiap golongan (merasa) bangga dengan apa yang ada pada mereka (masing-masing)! " (Terj. surat Al-Mukminun [23]:53)

Peristiwa yang satu ini memang sudah menjadi suatu kejadian yang diabadikan Allah Ta'ala dalam Al-Qur'an. Yang setiap saat bisa kita temui kenyataannya di lingkungan sekitar kita. Tapi perhatikanlah apa yang Allah Katakan!

" Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai...! " (Terj. surat Ali Imron [3]:103)

" Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang bercerai berai dan berselisih setelah sampai kepada mereka keterangan yang jelas. Dan mereka itulah orang-orang yang mendapat adzab yang berat!" (Terj. surat Ali Imron [3]:105)

Pada ayat 104 dari surat Ali Imron, Allah Ta'ala berfirman : " Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang ma'ruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. "

Apakah dengan ayat 104 surat Ali Imron di atas ini lantas harus mendirikan sebuah kelompok baru dengan mencetak bendera baru dan pemimpin baru? Siapa saja yang mengorbankan dirinya untuk beramar ma'ruf nahi mungkar, mereka itulah golongan orangnya. Tidak harus di bawah bendera strewbery, atau bendera duren, atau bendera rambutan, tapi berada di bawah bendera tauhid yang tidak menempel di kaos-kaos, di jilbab-jilbab, di topi-topi, di pintu-pintu, tapi menempel dan menyatu di hati mereka di manapun berada. Segolongan umat yang beramar ma'ruf nahi munkar ini tidak berdakwah, atau tidak berbakti sosial dengan label bendera yang berwarna-warni dipunggungnya, tapi sekali lagi beramar ma'ruf nahi munkar murni di bawah bendera tauhid!

Marilah kita rangkul semuanya umat Islam ini dan jangan saling bertentangan kecuali kalau memang jelas ada yang menyimpang dan keluar dari aturan syari'at, karena memang kita adalah saudara dan berasal dari satu ayah dan satu ibu. Ingatlah, bahwa musuh Islam semakin parah berusaha mencerai beraikan kita, apakah kita akan memperlemah keadaan kaum Muslimin ini dengan berbagai perselisihan-perselisihan? Leburlah setiap perbedaan (yang masih wajar) itu dengan saling memahami dan berkasih sayang, dan mulai menata hati agar terjaga dari kekotoran dan kehinaan.

" Muhammad adalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap keras terhadap orang-orang kafir, dan berkasih sayang terhadap sesama mereka..." (Terj. surat Al-Fath [48]:29)

Saya hanya berusaha menjadi golongan yang berlaku adil, golongan yang beramar ma'ruf nahi munkar seperti yang dijelaskan dalam surat Ali Imron ayat 104 tanpa mencampuri dengan bermacam-macam aksesoris golongan,

" Dan apabila ada dua golongan orang mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari keduanya berbuat dzalim terhadap (golongan) yang lain, maka perangilah (golongan) yang berbuat dzalim itu, sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah. Jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil, dan berlakulah adil. Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. " (Terj. surat Al-Hujurot[49]:9)

Sebagai akhir dari tulisan ini, saya berharap kepada Allah Ta'ala agar membukakan hati kita untuk saling berkasih sayang dan bersatu menegakkan agama-Nya.

" Dan sungguh, (agama tauhid) inilah agama kamu, agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertaqwalah kepada-Ku!." (Terj. surat Al-Mukminun [23]:52)

" Itulah ayat-ayat Allah yang Kami bacakan kepada kamu dengan benar, dan Allah tidaklah berkehendak mendzalimi (siapa pun) di seluruh alam. " (Ali Imron [3]:108)

Subhaanakallaahumma wabihamdika asyhaduallaa ilaaha illa Anta, astaghfiruka wa atuabu ilaiik.
Wallahu a'lam.

0 komentar:

Posting Komentar

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template ALI @ SD MUHAMMADIYAH 1 NGRAMBE @2012