Jumat, 20 November 2009

Do'akan aku sabar Ibu...



Segala puji bagi Allah Ta'ala yang Maha Melihat segala sesuatu tanpa terhalang oleh apapun. Yang menguasai alam ghaib dan alam nyata. Allah Ta'ala yang mengetahui setiap rayapan semut-semut di muka bumi ini meskipun berada di malam gelap gulita dan berada di atas batu yang hitam. Allah Ta'ala yang mengetahui jatuhnya setiap lembar daun biar sekecil apapun daun itu. Allah Ta'ala yang mengetaui setiap ikan yang menyelinap di bawah batu karang meskipun berada di dasar samudera paling dalam. Segala puji bagi Allah Ta'ala yang mengusasi kerajaan langit dan bumi.

  1. Apa yang di langit dan apa yang di bumi senantiasa bertasbih kepada Allah; milik-Nya semua kerajaan dan bagi-Nya (pula) segala puji; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
  2. Dialah yang menciptakan kamu, lalu di antara kamu ada yang kafir dan di antara kamu (juga) ada yang mukmin. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
  3. Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar, Dia membentuk rupamu lalu memperbagus rupamu, dan kepada-Nya tempat kembali.
  4. Dia mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang di bumi , dan mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu nyatakan. Dan Allah Maha Mengetahui segala isi hati. (Terj. Surat At-Taghobun [64]:1-4)
Mungkin sering kita melihat seseorang yang di dalam kehidupannya dikehendaki oleh Allah Ta'ala dalam keadaan buta kedua matanya tanpa bisa melihat dunia ini sedikitpun. Sejak kehadirannya dari rahim sang ibu hingga sepanjang perjalanan hidupnya ia tidak mengetahui dan menikmati apa dan bagaimana tentang alam yang begitu indah ini.

" Sungguh! Pada yang demikian itu pasti terdapat peringatan bagi orang-orang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannnya, sedang ia menyaksikannya. " (Terj. surat Adz-Dzariyat [51]:37)

Namun, coba ingatkan pada diri kita akan hal ini. Orang yang mengalami hal ini bukanlah seperti yang kebanyakan orang anggap dan duga. Justru dialah orang yang menjadi pillihan Allah Ta'ala untuk memikul beban yang sungguh terasa pedih ini. Tanpa kita sadari ia telah mewakili kita dan bahkan manusia di muka bumi untuk mengingatkan akan rasa syukur kepada Sang Pencipta atas kesehatan mata yang kita terima.

Ketika ia masih berumur kecil, ia hanya bisa bergerak, menangis tanpa mengetahui apa yang berada di sisinya. Sementara anak-anak yang lain begitu ceria dan lucu, berlatih berjalan dengan merangkak mengambil mainan yang berwarna-warni. Ada yang berlari untuk memeluk ibunya yang menyodorkan sebuah boneka baru yang cantik.

Ketika yang lain berbahagia berkumpul bersama keluarga menikmati dan dengan sesuka hati memilih berbagai masakan di atas meja makan, tapi ia harus terdiam menunggu ibunya menyiapkan makanan dan menyuapinya sambil duduk terpaku tanpa bisa melihat sang ayah yang berada di sampingnya.

Ketika yang lain saling berteriak Gol! Gol! di lapangan saat bermain bola, tapi ia hanya terduduk membisu di atas bangku tepi lapangan dan sedikitpun tiada bisa melihat begitu gembiranya teman-teman seusianya bermain bola.

Ketika yang lain saling berlarian mengejar layang-layang di sawah, tapi ia harus berjalan meraba-raba dengan tongkat dan sesekali tersandung kakinya dan terjatuh.

Ketika yang lain bersenda gurau menikmati keindahan alam ini, tapi ia harus merasakan kehampaan di hari-harinya.

Ketika yang lain sedang menghirup udara pagi yang segar, menikmati teh hangat dan sepotong roti sertamenyaksikan indah terbitnya matahari, tapi iaharus termenung dalam kegelapan.

Namun, wahai saudaraku yang buta, engkau telah menjadi hamba pilihanAllah Ta'ala, engkau telah dipilih untuk menjadi pelajaran mendalam bagi kami, dan engkau telah diplih oleh Allah Ta'ala untuk mewakili kami menjadi peringatan besar tentang rasa syukur.

Kamilah yang kasihan terhadap diri kami...

Ketika kami bisa melihat senyum kedua orang tua kami, kami lupa untuk bersyukur atas nikmat kedua mata ini.

Ketika kami bisa memandang alam ini dengan terang dan bekerja, belajar, dan bermain di dalamnya, tapi kami lupa untuk bersyukur atas nikmat kedua mata ini.

Ketika kami bisa menikmati begitu indahnya cahaya bulan dan bintang di malam hari, kami lupa untuk bersyukur atas nikmat kedua mata ini.

Dan....

Ketika mata dan hati kami terfitnah oleh dunia dengan segala perhiasannya ini, di saat itulah engkau selamat darinya...engkau selamat darinya...

Sedangkan kami harus mempertanggungjawabkan semuanya di hadapan Allah Ta'ala nanti.

" Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya." (Terj. surat Al-Isro' [17]:36)

" Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahannam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk (melihat tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah." (Terj. Surat Al-A'rof [7]:179)

" Sebenarnya bukan mata itu yang buta, akan tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada. " (Terj. surat Al-Hajj [22]:46)

Mudah-mudahan Allah Ta'ala mengampuni kami wahai saudaraku. Amiin...


0 komentar:

Posting Komentar

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template ALI @ SD MUHAMMADIYAH 1 NGRAMBE @2012